Kartunis Denmark Kembali Jaili Islam

 Kartunis Denmark Kembali Jaili Islam

COPENHAGEN–Kurt Westergaard, kartunis Denmark yang menggambarkan Nabi Muhammad meletakkan bom di sorbannya terpaksa kembali menyembunyikan diri setelah muncul berita adanya rencana untuk membunuh dia dan redaktur budaya surat kabarnya.

Dua orang dari Chicago yang pernah ikut pelatihan militer di Pakistan menghadapi dakwaan terorisme di Amerika terkait operasi yang mereka sebut sebagai Proyek Mickey Mouse, untuk menyerang gedung surat kabar Denmark yang menerbitkan 12 karikatur Nabi Muhammad.

Kurt Westergaard adalah seorang laki-laki yang menolak berkompromi mengenai hal yang dia anggap sebagai nilai budaya barat sangat penting, yaitu kebebasan berekspresi.

Konsekuensi sikap ini adalah, hilangnya kebebasan Westergaard sendiri dan 11 kartunis lainnya, yang pernah menyumbang karya mereka dalam seri kontroversial karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh surat kabar Jyllands-Posten.

Selama 3 tahun dia dilindungi selama 24 jam oleh anggota polisi dan agen-agen rahasia. Tetapi di awal tahun ini Westergaard memutuskan, dia lelah hidup seperti seorang tahanan penjara dan memberhentikan pengawalnya, walaupun rumahnya masih seperti benteng.

Baca lebih lanjut

Kontroversi Soal Bantuan Israel

MUI dan Formis Sumbar Sesalkan Sikap PB HMIPadang – Banyak pihak menyesalkan sikap Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menerima bantuan obat-obatan Israel untuk korban gempa Sumatera Barat. Tak kecuali Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar juga sejumlah ormas Islam lainnya di Ranah Minang itu.

Meski alasan menerima bantuan Israel didasari sikap kemanusiaan terhadap korban gempa yang membutuhkan bantuan obat-obatan, namun menurut Ketua MUI Sumbar Komisi Fatwa Buya H. Gusrizal Ghazar, Lc, M.Ag, tidak dapat dibenarkan lantaran sampai detik ini Israel masih melakukan aksi brutal membunuh rakyat Palestina dan merebut tanah yang menjadi hak mereka.

“Tidak bisa kita benarkan itu walaupun alasannya untuk kemanusiaan, kejahatan Yahudi Israel terhadap Palestina tidak dapat kita maafkan,” kata Gusrizal Ghazahar ketika hubungi Sabili via telepon genggamnya, kemarin.

Sikap PB HMI tersebut dianggap telah membuka hubungan kerjasama muslim Indonesia dengan pihak Israel . Seharusnya, sebagai aksi protes terhadap kejahatan Israel HMI tidak menerima bantuan apapun dari Israel .

Baca lebih lanjut

Pemerintah Bahrain Tolak UU Anti-Israel

Dewan Legislatif Bahrain sedang menyusun draft undang-undang untuk melarang segala bentuk kontak dengan Israel dan akan mengenakan sanksi hukuman penjara selama tiga sampai tujuh tahun bagi siapa saja yang melanggar undang-undang itu nantinya dan denda sebesat 10.000 dinar atau sekitar 27.000 dollar AS.

Selain melarang segala bentuk kontak atau hubungan dengan Israel, dalam draft undang-undang tersebut juga dicantukan larangan menjalin hubungan diplomatik atau membuka kantor perwakilan konsuler baik bagi Bahrain maupun Israel.

Namun draft tersebut tidak mendapat sambutan positif dari pemerintah Bahrain. Dalam rapat konsultasi hari Selasa (27/10), Menteri Komite Konsultasi dan Urusan Parlemen, Abdel Aziz Al-Fadhel di hadapan anggota legislatif mengatakan bahwa draft undang-undang itu merupakan bentuk intervensi lembaga legislatif terhadap lembaga eksekutif.

Baca lebih lanjut

Modus Fulus Menaklukkan Pesantren

Dengan fulus, Barat terus melancarkan modusnya untuk menjinakkan pesantren di Indonesia. Melalui lembaga donor asing, kucuran dana terus digelontorkan. Depag pun menjadi makelarnya. Targetnya, mengubah kurikulum pendidikan Islam seluruh pesantren.

Dana asing terus digelontorkan ke 500 pesantren dan madrasah. Satu-satunya pondok pesantren di Jawa Timur yang menolak bantuan asing (Australia) itu adalah Pondok Pesantren (PP) Nurus Sholihah, Desa Sroyo Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur,  pimpinan Siti Kholishoh binti KH Rifa’i.

Saat dikonfirmasi Sabili via telepon, Imron, salah seorang pengasuh PP mengatakan, awalnya ada pihak yang menawari PP untuk ikut program Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap (MTs PSA) yang didanai Australia. ”Pihak PP menolak, karena hati-hati. Tapi, pihak yang menawari itu tetap memakai PP kami untuk mencairkan dananya,” ujar Imron.

Bantuan asing, kata Imron, diragukan kepentingan, misi dan visinya. Dengan dasar itulah PP menolak tanpa syarat. Tetapi tanpa persetujuan PP, yayasan mengajukan dana bantuan, kemudian minta segera dicairkan. Seperti diketahui, dana yang diperuntukkan bagi seluruh pesantren mencapai Rp 1,149 miliar. ”Bantuan itu, jangan membutakan mereka yang berkepentingan tanpa melihat dampak agama dan akidah, apalagi tergadaikan oleh oknum-oknum Depag dan kroninya. Yang jelas, sudah dua kali, pihak yayasan didatangi utusan Depag dari Jakarta,” tuturnya.

Baca lebih lanjut

Hukum Shalat Orang Bertatto

Assalamualaikum Wr,Wb

Pak Ustadz, saya ingin penjelasan tentang bagaimana orang yang mempunyai tatto melakukan sholat? apakah sholatnya  sah? sedangkan dia bersungguh-sungguh untuk bertobat. kalau pun tidak sah dasar dari Al-quran atau hadis manakah?? mohon ditunjukkan.

Terima Kasih ,

Wassalam

qudama

Jawaban

Baca lebih lanjut

KISPA: Jadikan Jumat Ini sebagai Hari Pembelaan Masjid Al-Aqsha

Rezim Israel telah melakukan tindakan penistaan dan penodaan terhadap kemuliaan dan kesucian masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam pertama yang berada di tanah suci Al Quds.

Tindakan penistaan dan penodaan tersebut terjadi pada hari Ahad, 25/10/2009, ketika ratusan pasukan Rezim Israel dengan arogan dan sombongnya menyerbu tempat suci umat Islam, mereka masuk ke pelataran masjid Al Aqsha, memukuli jama’ah dan menembakkan peluru karet, gas air mata, serta melemparkan granat.

Akibatnya, jama’ah masjid luka-luka, darah berceceran membasahi pelataran masjid, banyak korban berjatuhan, dan sebagian lagi di tangkap.

Kekerasan dan kebiadaban terus berlanjut, masjid suci kaum muslimin dinodai oleh tangan-tangan jahat Rezim Israel, akankah kita berdiam diri saja ???

Baca lebih lanjut

Protes Perang di Afghanistan, Pejabat AS Mengundurkan Diri

Seorang pejabat AS yang mundur dari jabatannya karena merasa tidak sejalan dengan kebijakan perang berkelanjutan yang digulirkan pemerintah AS di Afghanistan. Matthew Hoh, menjadi pejabat pemerintah AS pertama yang memilih melepaskan jabatannya daripada mengikuti kebijakan perang AS di Negeri Para Mullah itu.

Surat kabar Washington Post menulis bahwa Hoh mengajukan surat pengunduran diri pada bulan September lalu sebagai pejabat senior departemen luar negeri AS yang ditempatkan di provinsi Zabul, Afghanistan. Hoh mempertanyakan alasan kehadiran militer AS di negeri itu.

“Saya sudah tidak mampu memahami dan tidak sudah tidak percaya lagi dengan tujuan kehadiran militer AS di Afghanistan. Saya ragu dan keberatan dengan strategi yang dilakukan AS sekarang dan rencana strategi AS di masa depan. Tapi pengunduran diri saya bukan atas dasar bagaimana kita melakukan perang ini, tapi mengapa dan untuk tujuan apa perang ini dilakukan,” demikian pernyataan yang ditulis Hoh dalam surat pengunduran dirinya yang disampaikan pada kepala personel departemen luar negeri AS.

Baca lebih lanjut

Zaid Shakir: Islam, Solusi untuk Menyembuhkan Penyakit Sosial

Nama Imam Zaid Shakir cukup populer di kalangan komunitas Muslim di AS. Ia bukan hanya dikenal sebagai juru dakwah, tapi juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan aktif menulis. Mendapat sebutan “imam” adalah hal yang luar biasa bagi Shakir mengingat perjalanan panjangnya sebelum akhirnya ia mengenal Islam dan menjadi seorang Muslim.

Imam Zaid Shakir masuk Islam pada tahun 1977 ketika ia masih bertugas di dinas angkatan udara AS. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar BA di bidang hubungan internasional dan MA di bidang ilmu politik di AS.

Shakir pergi ke Kairo, Mesir untuk belajar bahasa Arab. Sekembalinya ke AS, ia menjadi imam di Masjid Al-Islam di New Haven Connecticut dari tahun 1988 sampai 1994. Shakir kemudian pergi ke Maroko untuk melanjutkan studinya di Universitas Abi Noor, salah satu universitas Islam bergengsi di Suriah. Di universitas ini ia memperdalam bahasa Arab, hukum Islam, studi Al-Quran dan spiritualitas.

Lulus Universitas tahun 2001, Shakir kembali ke Connecticut lalu pindah ke Hayward, California tahun 2003 untuk mengajar di Institut Zaytuna dan hingga hari ini, Zaid Shakir menjadi salah satu cendikiawan Muslim yang cukup disegani di AS.

Ditanya soal ikhwal ia menjadi seorang muslim hampir 32 tahun yang lalu, Shakir mengatakan bahwa semua bermula dari pencariannya tentang hakekat hidup yang sebenarnya. Sejak usia remaja, ia sering bertanya pada dirinya sendiri apa makna hidup sebenarnya.

Ketika itu, ia menyaksikan banyak hal negatif di lingkungannya mulai dari masalah alkohol, narkoba dan berbagai kasus sosial dan korban rumah tangga yang berantakan. Shakir memikirkan bagaimana ia bisa memberikan kontribusi untuk mengubah kondisi buruk di lingkungannya dan apa yang bisa dijadikan dasar untuk melakukan perubahan itu.

Semua pertanyaan itu sampai pada puncaknya ketika Shakir mulai mempelajari berbagai agama. Karena lahir dari keluarga Kristen dan tumbuh di lingkungan masyarakat Kristen, ia lebih dulu mempelajari ajaran Kristen lebih mendalam bahkan sampai dibaptis.

Baca lebih lanjut

Dr. Salim Segaf: “Inna lillahi …Walhamdulillah”

Tak ada persiapan khusus di rumah kediaman Dr. Salim Segaf Al-Jufri, MA, saat pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Kamis malam. Rumah di komplek Pejaten Residence Kav. 12-A, Jakarta Selatan itu memang baru dihuni selama dua bulan. “Saat bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman, rumah kami di kawasan Condet dijual. Lalu, kami pindah ke sini,” ujar Doktor Salim, demikian panggilan akrab Menteri Sosial RI yang baru.

Malam itu, tokoh yang tercatat sebagai Dosen Pascasarjana di Universitas Islam Negeri, Jakarta itu ditemani isterinya, Hj. Zaenab Alwi, dan mertuanya, H. Alwi Basri serta ibu. Tampak pula tiga dari lima orang anaknya: Sarah, Afaf dan Rihab. Putera sulungnya, Idrus, sedang menempuh kuliah di Madinah, sedang puteri bungsunya, Sumayyah, sudah istirahat. Kehidupan keluarga yang bersahaja tampak dari ruang tamu dan ruang keluarga yang dilengkapi peralatan seperlunya.

“Bangsa ini masih menghadapi persoalan besar yang harus kita selesaikan bersama-sama. Sebagian saudara kita juga masih banyak yang hidup kurang sejahtera. Tugas Departemen Sosial sangat berat,” ungkap cucu Pendiri Organisasi Al-Khairaat, “Guru Tua Al-Jufri” dari Palu, Sulawesi Tengah. Sebuah pesawat televisi berukuran 21 inchi terlihat kurang jelas gambarnya, karena antena ruang dalam tidak berfungsi dengan baik. Tapi, Doktor Salim tetap tenang dan ramah menyambut para tetamu dari kalangan wartawan, aktivis organisasi sosial dan lembaga swadaya masyarakat, serta kalangan birokrat.

Saat nama Dr. Salim Segaf Al-Jufri disebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada urutan ke-21, pria kelahiran Solo, 17 Juli 1954 itu mengucapkan “Inna lillahi …walhamdulillah”, dengan nada khusyuk karena sadar beratnya amanah yang akan dipikul. Lalu, Doktor Salim menghampiri kedua orang mertuanya, H. Alwi Basri, dan mencium tangan mereka. Ibu mertuanya membisikkan doa agar anak menantunya tabah dan konsisten dalam menjalankan tugas negara. Kemudian, Hajjah Zaenab mencium tangan suaminya, dan kepada wartawan menyatakan “Saya siap mendukung tugas suami secara moral dan spiritual.” Ketiga puterinya juga mencium tangan orangtuanya dan memberi semangat.

Baca lebih lanjut