Ide Kreatif Muslim Jerman Mendakwahkan Islam

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendakwahkan Islam. Sebagai perancang busana, Melih Kesmen melakukannya lewat baju-baju rancangannya yang kini menjadi trend, bukan cuma di kalangan anak muda tapi juga orang-orang dewasa di Jerman.

Lewat kaos dan jaket kasual rancangannya, Kesmen ingin mengatakan pada dunia bahwa Islam sepadan dengan nilai-nilai yang berlaku di Barat dalam hal toleransi dan kebebasan berekspresi. Islam juga bisa keren dan modern sesuai perkembangan zaman. Di kaos dan jaket buatannya, Kesmen mencantumkan tulisan-tulisan yang mempromosikan Islam, misalnya “Hijab. My right. My choice. My life” atau “Terrorism has no religion”.

Baca lebih lanjut

Akhir Zaman.. Penuh Keanehan!

Sesungguhnya keajaiban manusia di akhir zaman ini sangat banyak dan nyata sekali. Terkadang kita kurang jeli memperhatikannya sehingga terlihat dunia ini berjalan baik-baik saja. Namun, bila kita cermati dengan baik, kita akan menemukan segudang keajaiban dan keanehan dalam kehidupan manusia akhir zaman dan hampir dalam semua lini kehidupan. Keajaiban yang kita maksudkan di sini bukan terkait dengan persitiwa alam seperti gempa bumi, tsunami dan sebagainya, atau kejadian yang aneh-aneh lainnya, melainkan pola fikir manusia yang paradoks yang berkembang biak di akhir zaman ini.

Berikut ini adalah sebagian kecil dari berfikir paradoks yang berkembang akhir-akhir ini dalam masyarakat luas. Lebih ajaib lagi, berfikir paradoks tersebut malah dimiliki pula oleh sebagian umat Islam dan para tokoh mereka. Di antaranya :

Bila seorang pengusaha atau pejabat tinggi melakukan korupsi milyaran dan bahkan triliunan rupiah, maka aparat penegak hukum dengan mudah mengatakan tidak ada bukti untuk menahan dan mengadilinya.

Baca lebih lanjut

Seandainya Matius Swift dan Ross McKnight Muslim?

Ini mungkin pembebasan tercepat yang pernah dalam sebuah pengadilan untuk ‘teroris’. Tuduhan terhadap dua remaja di Manchester Crown Court dibatalkan oleh juri dalam waktu kurang dari satu jam. Sang pengacara, Roderick Carus, berpendapat bahwa kasus ini lebih berkaitan dengan “kesembronoan anak muda.”

Matius Swift (18) dan Ross McKnight (16), dua orang yang telah lama bersahabat, bebas dari tuduhan konspirasi pembunuhan dan persekongkolan peledakan. Rencana mereka meledakkan sebuah pusat perbelanjaan hanya dianggap sebagai fantasi anak sekolah belaka. Seluruh juri yang terdiri dari tujuh perempuan dan lima laki-laki bahkan dilaporkan menunggu di luar pengadilan untuk menyappa para terdakwa saat mereka pergi.

Juga tidak ada pembicaraan tentang pengadilan ulang seperti yang terjadi dalam kasus-kasus teroris lainnya. Kejaksaan percaya itu cukup bukti untuk membenarkan keyakinan yang ada. Asisten Kepala Polisi, Terry Sweeney, yang bertanggung jawab atas peradilan pidana di Greater Manchester Police, membela keputusan itu. “Ini adalah hak juri untuk memutuskan apakah ada cukup bukti ataukah tidak,” katanya. “Kita di negara ini sudah sangat khawatir tentang keamanan dan kita sendiri memang demikian, jika tidak IRA, itu ekstremis Muslim dan sebagainya. Kita tidak boleh mengutuk anak muda kita karena mereka memiliki fantasi.”

Banyak Muslim telah mengajukan pertanyaan, bagaimana kalau anak-anak muda yang Muslim? Mereka sangat mungkin akan ditangkap, dituntut dan dihukum di bawah undang-undang terorisme. Nah, bagaimana jika Matius Swift dan Ross McKnight adalah Muslim? Adakah sama pengadilannya? (sa/muslimnews)

Sumber: eramuslim