Betapa Menakjubkan Urusan Orang Beriman

،عَنْ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ
:قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Dari sahabat Abdurrahman bin Abi Ya’la dari sahabat Shuhaib RA, Rasulullah SAW telah bersabda:

“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.”

(Hadits Riwayat Muslim)

Rizqi Barokah

“Doakan saya mendapat rezeki yang banyak ya Bulik..”

Bukan banyak! tapi yang terpenting, barokah Nak..”

Meski rezekimu banyak kalau tidak barokah..percuma saja.

Tidak ada ketenangan hidup, masalah sulit dicari jalan keluarnya, jasmani tidak sehat,anak bukan menjadi penyejuk hati tapi malah makan hati,suami istri berantem tiap hari,dan banyak lagi permasalahan yang seolah tidak ada ujungnya.

Pesan ini selalu teringat di benak saya hingga kini..

Bukan BANYAK tapi yang penting BAROKAH.

Seperti apa rezeki yang barokah itu?

Umur yang barokah?

Serta keluarga yang barokah?

Baca lebih lanjut

Kita Tak Pantas Mengeluhkan Hujan..

Hujan

“Aduuuh, hujan lagi hujan lagi..”

“Yaah hujan, gagal deh rencanaku hari ini..”

“Alhamdu lillaah, akhirnya turun hujan.. Kalau tidak kunjung hujan, bisa-bisa gagal panen lagi sawah ini..”

 

Hanya Allah SWT yang Maha Tahu terhadap apa saja yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Kita ini masih terlalu sering mengeluh dan tidak menyadari bahwa hujan itu terlalu berharga untuk tidak disyukuri…

(Malang, 9 Januari 2010 – 16:35 WIB)

Artikel terkait:
Fenomena Hujan dalam Alquran (www.ikadi.org)
Gambar: Wikimedia

Menteri dan Pemain Bola

Apa perbedaan antara para pemain bola dengan menteri-menteri yang terpilih? Tentu saja mereka berbeda dari segi tempat berkiprah. Kita tidak perlu membahasnya. Tapi ketika pengumuman kabinet beberapa waktu lalu, nampak perbedaan dari mental politisi dengan pemain sepakbola.

Para pemain sepakbola, bekerja keras, mati-matian mencetak gol atau mempertahankan gawang. Dan ketika salah satu diantara mereka mencetak gol atau menggetarkan jala lawan, mereka bergembira, sujud syukur dan meluapkan rasa. Sementara para politisi atau orang-orang yang namanya disebut sebagai menteri, mereka belum bekerja, mereka belum mencetak angka, mereka belum membuat gol, bahkan mereka belum dilantik dan disumpah. Tapi mereka sudah berani sujud syukur!

Lalu apa yang mereka syukuri? Jabatan sebagi seorang menteri? atau sesuatu dibalik jabatan itu?

Betapa syukurnya mereka nampak di siaran langsung televisi yang dipancarkan ke seluruh Indonesia. Mereka sedang mensyukuri jabatan!

Baca lebih lanjut