Intelijen AS: 10 Tahun Lagi Tak Ada ‘Israel‘

Nazaret – Infopalestina: Sebuah laporan terbaru dari badan intelijen Amerika bahwa entitas ‘Israel‘ akan hilang dan warga Yahudi akan kembali ke negeri asal mereka sebelum ke Palestina dengan jumlah sangat besar. Ada setengah juta warga Afrika di Israel akan kembali ke negeri mereka dalam jangka waktu 10 tahun ke depan disamping ada satu juta warga yahudi Rusia serta jutaan lainnya dari Eropa.

Seperti dilansir situs keamanan Almajd, laporan yang dibuat oleh 16 badan intelijen Amerika itu adalah laporan bersama dengan judul “Persiapan Menghadapi Timur Tengah di Era Pasca Habisnya Israel” bahwa berakhirnya Negara entitas Israel di Timur Tengah menjadi kepastian.

Laporan mengisyaratkan, naiknya kelompok Islam di Negara-negara tetangga Israel, terutama di Mesir telah menciptakan perasaan ketakutan dan kekhawatiran kepada Israel dan menjadikan mereka ketakutan atas masa depan mereka dan masa depan anak-anak mereka. Karena itu, proses eksodus balik yahudi ke negeri asal sudah dimulai.

Baca lebih lanjut

Gadis Muslim 15 Tahun Diterima 13 Kampus AS

Hidayatullah.com–Namanya Saheela Ibraheem, usianya baru15 tahun. Putri seorang imigran asal Nigeria itu bingung hendak melanjutkan sekolah di perguruan tinggi mana, sebab tidak semua kampus bersedia menerima anak seusianya sebagai mahasiswa.

Akhirnya Saheela mendaftarkan diri ke 14 perguruan tinggi, termasuk  tujuh kampus Ivy League — perguruan tinggi paling bergengsi di Amerika.

Hasilnya, ia diterima di 13 perguruan tinggi sekaligus. Termasuk 6 dari tujuh kampus Ivy League. Hanya Universitas Yale yang menolaknya, mungkin karena usianya dianggap masih agak muda.

Meskipun 13 perguruan tinggi menerimanya menjadi mahasiswa, ia harus berdebat berminggu-minggu untuk menentukan satu pilihan. Bimbang antara pilihan MIT dan Harvard, ia lalu mengunjungi kedua kampus itu bulan lalu.

Baca lebih lanjut

Daulah Abbasiyah: Al-Mustanjid, Sang Pembebas Pajak

Daulah Abbasiyah: Al-Mustanjid, Sang Pembebas PajakREPUBLIKA.CO.ID, Dia dilantik sebagai khalifah Bani Abbasiyah ke-32 (1160-1170 M) pada hari meninggalnya sang ayah, Al-Muqtafi. Nama aslinya Yusuf bin Al-Muqtafi. Al-Mustanjid dilahirkan pada 518 H. Ibunya seorang mantan budak dari Karji bernama Thawus.

Di kalangan sejarawan, dia dikenal sebagai sosok khalifah yang adil dan penuh kasih sayang. Dia membebaskan rakyat dari wajib pajak di beberapa wilayah. Bahkan di Irak, bea cukai tidak berlaku sama sekali. Dia adalah sosok yang keras terhadap mereka yang merusak.

Khalifah Al-Mustanjid pernah memenjarakan seorang laki-laki yang melakukan kejahatan terhadap manusia. Kemudian ada seorang kawannya yang datang untuk menebusnya dari penjara dengan uang sebesar 10.000 dinar. Al-Mustanjid berkata, “Aku akan memberikan uang kepadamu sebanyak 1.000 dinar, dengan syarat engkau tunjukkan kepadaku orang semacam ini sehingga aku menangkapnya dan memenjarakannya agar manusia selamat dari kejahatannya.”

Baca lebih lanjut

Film Ar-Risalah: Satu Jembatan Barat Islam

Oleh: Ahmad Sarwat, Lc.

Film ini produk Holywood sehingga kualitasnya baik, tetapi yang bikin asli orang Islam, Musthafa Al-Aqqad. Jadi film ini cukup unik, sebab kita tahu Hollywood adalah `kerajaan film yahudi` yang notabene selalu menggunakan kekuatan film dalam rangka melibas apa saja yang sekiranya dianggap bertentangan dengan yahudi. Dan Islam dalam beberapa hal termasuk yang dianggap musuh oleh yahudi. Maka pembuatan film ini diboikot yahudi.

Dan saya bilang film ini asli buatan Hollywood, karena dibuat oleh sutradara dan produser Holywood. Tentunya dengan kualitas Hollywood juga. Jadi sangat beda dengan kalau kita melihat film-film buatan Mesir misalnya, yang rada-rada melow dan meng-India-he sekali. Masak adegan dalam sirah nabi pakai ada tari perut dan nyanyi-nyanyi ala Mesir, kan aneh banget.

Tapi saya bilang film ini asli bikinan orang Islam, karena memang Mustafa Al-Aqqad, sang produser sekaligus sutradaranya, memang seorang muslim keturunan Syria. Lahir di Aleppo (orang Arab menyebutnya Halab), Syria 1 Juli 1930. Kemudian dia meneruskan kuliah di California University Amerika dan berkembang di Hollywood.

Mustafa sendiri meninggal oleh ledakan bom tahun 1995, yang diduga didalangi oleh agen Mossad di Amman Jordan. Konon sesaat sebelum kematiannya, dia berencana untuk membuat film baru tentang Shalahuddin Al-Ayyubi, versi Hollywood juga, tetapi yang adil dan proporsional.

Baca lebih lanjut

Kerusuhan: Yuk Evakuasi Al-Azhar ke Indonesia

Oleh: Ahmad Sarwat, Lc.

Kalau tidak ada kepastian kapan situasi akan membaik dan kapan perkuliahan bisa dimulai lagi, lantas bagaimana dengan nasib 5000-an mahasiswa kita di Al-Azhar Mesir? Apakah mereka harus DO begitu saja dan putus kuliah?

Memang SBY menjanjikan bahwa bila nanti situasi sudah aman, para mahasiswa kita akan difasilitasi negara untuk bisa meneruskan kuliah kembali. Tetapi siapakah yang bisa memegang janji seorang SBY?

Maka tidak salah kalau saat ini kita sudah harus berpikir lebih jauh, yaitu mengapa kita tidak mendirikan saja Al-Azhar di Indonesia, sebagaimana Universitas Al-Imam Muhammad Ibnu Suus Al-Islamiyah yang buka cabang di Jakarta, menjadi LIPIA.

Sehingga akan memudahkan proses belajar mengajar. Para mahasiswa kita tidak perlu terbang jauh-jauh sampai ke Mesir, cukup para dosen dari Al-Azhar saja yang kita `transfer` ke negeri kita.

Kalau pelatih dan pemain bola saja bisa kita beli dari luar negeri, masak sih kita tidak bisa membiayai para ulama, profesor atau doktor dalam ilmu-ilmu keislaman?

Baca lebih lanjut

Umat Islam Tidak Toleran?

Dalam soal toleransi beragama, antara opini dan fakta memang bisa jauh berbeda. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-299

Oleh: Dr. Adian Husaini

PADA 1 Juli 2009, Dr. Marwa El-Sherbini, seorang Muslimah yang sedang hamil tiga bulan dibunuh oleh seorang non-Muslim di Pengadilan Dresden Jerman. Dr. Marwa dibunuh dengan sangat biadab. Ia dihujani tusukan pisau sebanyak 18 kali, dan meninggal di ruang sidang.

Dr. Marwa hadir di sing pengadilan, mengadukan seorang pemuda Jerman bernama Alex W yang menjulukinya sebagai “teroris” karena ia mengenakan jilbab. Pada suatu kesempatan, Alex juga pernah berusaha melepas jilbab Marwa, Muslimah asal Mesir. Di persidangan itulah, Alex justru membunuh Dr. Marwa dengan biadab. Suami Marwa yang berusaha membela istrinya justru terkena tembakan petugas.

Mungkin karena korbannya Muslim, dan pelakunya warga asli non-Muslim, peristiwa besar itu tidak menjadi isu nasional, apalagi internasional. Tampaknya, kasus itu bukan komoditas berita yang menarik dan laku dijual!

Bandingkan dengan kasus terlukanya seorang pendeta Kristen HKBP di Ciketing Bekasi, akibat bentrokan dengan massa Muslim. Meskipun terjadi di pelosok kampung, dunia ribut luar biasa. Menlu AS Hilary Clinton sampai ikut berkomentar. Situs berita Kristen http://www.reformata.com, pada 20 September 2010, menurunkan berita: “Menlu AS Prihatin soal HKBP Ciketing”.

Baca lebih lanjut

Kampanye Anti Islam dan Umat Muslim Ternyata Didanai Oleh Donatur Pro-Israel

Menurut laporan investigasi yang muncul di stus Politico.com, dana sebesar 920 ribu dolar yang disalurkan melalui Pusat Kebebasan untuk situs Jihad Watch selama tiga tahun terakhir berasal dari Joyce Chernick, seorang tokoh yang sangat pro-Israel.

Laporan berdasarkan sebuah artikel yang diposting di situs Jerusalem Post, yang menyatakan bahwa “Aubrey dan Joyce Chernick, selama bertahun-tahun telah memberikan kontribusi dana untuk berbagai kelompok anti Islam diantaranya adalah Federasi Dewan agung Yahudi Los Angeles, Liga Anti-Fitnah (ADL), Organisasi Zionis Amerika, MEMRI, sebuah kelompok yang mendistribusikan terjemahan inflamasi materi berbahasa Arab. ”

Situs Jihad Watch, didirikan dan dioperasikan oleh Robert Spencer adalah salah satu kelompok yang bertanggung jawab untuk menyebarkan kebencian terhadap umat Islam. Bersama dengan rekannya Pamela Geller, Spencer tidak hanya memberikan kontribusi untuk memicu kebencian terhadap komunitas Muslim, tapi juga sengaja memainkan emosi dari para keluarga korban peristiwa 9/11.

Pasangan ini juga berada di belakang protes terhadap pusat Islam di dekat Ground Zero. Mereka berkumpul di belakang titik yang akan dibangun pusat Islam yang dekat dengan lokasi Ground Zero, namun mereka tidak sensitif terhadap keluarga 9/11 sehingga mengabaikan fakta bahwa ada beberapa keluarga muslim yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam serangan yang sama.

Kampanye kebencian terhadap Islam dan umat Islam telah berkembang selama beberapa bulan terakhir dan telah mengakibatkan adanya kebencian dan kejahatan terhadap umat Islam di seluruh AS. (fq/examiner)

Sumber: eramuslim

Indonesia Malaysia Jagalah Persaudaraanmu

Oleh Syaripudin Zuhri

Ada gejala yang membuat hati ini gundah gulana, ketika membaca berbagai macam berita tentang hubungan Indonesia dan Malaysia ( Indo-Mala) yang seakan seperti musush bebuyutan yang tak habis-habisnya digali untuk dinyatakan”musuh” yang mungkin sja dihebuskan oleh”tangan-tangan kotor” yang berusaha membuat situasi yang membuat runyuam dianatar kedua Negara yang sama-sama mencintai perdamaian, karean keduanya adalah Negara yang penduduknya mayoritas muslim, sedangkan muslim itu bersaudara, sedangkan dalam ajaran Islam dianjurkan untuk mendamaikan sauadar yang sedang bertikai, bukan malah “ngomporin” dengan berbagai cara yang lagi-lagi kotor! Bukan dengan bijak dan dengan penuh hikmah.

Gonjang ganjing perseteruan antaar Indonesia Malaysia membuat saya prihatin, saudara serumpun ini akan terkoyak koyak bila benar-benar terjadi perang beneran atau perang lewat media cetak dan media elektronilk termasuk lewat internet! Astagfirullah, justru menjelang hari yang fitrah gonjang ganjing ini terus menerus merebak dan damapknya samapi ke Moskow, khususnya para Mahasiswa kita yang sedang belajar di Rusia dengan mahasiswa Malaysia yang juga belajar di Rusia.

Apa lagi dengan istilah yang membuat hati sakit dan luka berdarah-darah, Malingsia, ini istilah yang sangat menusuk bagi siapapun yang punya hati nurani, punya jiwa, punya persaan yang tulus. Saya bukan orang Malaysia, saya tulen orang Indonesia, tapi saya banyak sahabat yang dari Malaysia, baik sahabat di dunia maya, maupun di dunia nyata. Dan itu terjalin erat di Rusia. Kami, saya dan orang-orang Malaysia, tunduk dan sujud pada sajadah yang sama, tunduk pada Tuhan yang sama dan agama yang sama !
Bahkan beberapa tahun lalu Indonesia dan Malaysia, melalui kedutaannya masing-masing di Rusia, bahu membahu mengadakan MTQ pertama kali di Rusia, Indonesia dan Malaysia( Indomala ) menjadi panitia bersama. MTQ ini diadakan di kedutaan Malaysia, jalan Ulipalme , Moskow, Rusia. Pada saat itu dilakukan di bulan ramadhan, dengan peserta dari berbagai negara Muslim yang ada di Rusia. Malaysia dan Indonesia rukun, harmonis dan tak ada gesekan apapun.

Baca lebih lanjut

Warna Liberalisme dalam Islam dan Katolik, Samakah?

Dalam sebuah situs Katolik di Amerika, terdapat artikel berjudul The Evil of Liberalism, ditulis oleh Judson Taylor, tokoh besar Missionaris. Artikel itu ditulis pada awal abad ke-19 (1850an), dalam sebuah buku kumpulan essai berjudul An Old Landmark Re-Set diterbitkan ulang tahun 1856 dengan editor Elder Taylor. Di dalam pengantarnya editor situs itu menulis bahwa misi yang disampaikan artikel itu lebih cocok untuk kita pada hari ini. Sebab perkembangan liberalisme ke agamaan, akhir-akhir ini benar-be nar menakjubkan orang tapi seluruh nya destruktif bagi kitab suci Kristen.

Makalah itu dimulai dengan pernyataan tegas “Liberalisme telah menggantikan Persecutiton”. Persecutiton artinya panganiayaan atau pembunuhan. Dalam tradisi Kristen penganiayaan terjadi karena adanya keyakinan yang menyimpang (heresy) dalam teologi. Artinya liberalisme sama dengan penganiayaan. Hanya saja, lanjutnya, jika Persecution membunuh orang, tapi menyuburkan penyebabnya, maka liberalisme membunuh sebabnya dan menyuburkan pikiran orang. Dalam artian liberalisme memenangkan akal manusia daripada firman atau ajaran Tuhan.

Memang dalam sejarah agama Katolik, Persecution atau yang lebih hebat lagi inquisition merupakan alat pembela kebenaran agama. Cara ini, kata Judson Taylor, lebih disukai dari pada daripada kompromi Kebenaran versi liberal. Kompromi kebenaran mungkin sekarang ini menjadi relativisme yang mengakui semua benar meskipun salah satunya salah. Itu pun tidak konsisten. Dalam banyak kasus, orang liberal yakin bahwa Bible banyak masalah sedangkan kebejatan moral zaman ini malah tidak masalah.

Baca lebih lanjut

Waspada, Filter Rokok Terbuat dari Sel Darah Babi

SYDNEY–Seorang profesor di Australia memperingatkan kelompok agama tertentu terkait dugaan adanya kandungan sel darah babi pada filter rokok. Profesor Simon Chapman menyatakan, peneliti dari Belanda mengungkap, 185 produsen rokok di negara itu menggunakan hemoglobin babi sebagai bahan pembuat filter rokok.

Profesor asal Universitas Sydney itu berpendapat sebaiknya industri rokok diberbagai belahan dunia untuk memperhatikan kepercayaan yang dianut suatu agama. “Saya pikir hal itu bisa berbahaya bagi kelompok agama tertentu bahwa terdapat rokok yang diproduksi mengandung babi,” tukasnya seperti dikutip dari Dailymail.co.uk, Rabu (31/3).

Menurutnya, komunitas muslim dan yahudi mungkin menjadi pihak yang keras menentang hal itu. Fakta tersebut bakal memunculkan persoalan berat lantaran terkait dengan keyakinan. Sementara industri rokok tidak perlu mengumumkan ramuan apa saja yang terdapat dalam rokok.”Itu rahasia industri dan menjadi semacam perdagangan rahasia,” ujarnya.

Baca lebih lanjut