Tafsir Surah An-Naas

(Disarikan dari penjelasan Ustadz Dr. Ahmad Jalaluddin, Lc., M.A.)

Surah An-Naas (Para Manusia), surah ke-114 dalam Al Qur-an, merupakan surah Makkiyah (Allah menurunkannya di Makkah). Salah satu ciri surah Makkiyah adalah pendek-pendek dan banyak berkaitan dengan prinsip aqidah. Di antara fadhilah membaca surah An-Naas, bersama surah Al-Ikhlas dan surah Al-Falaq, yaitu terjaga oleh Allah dari godaan syaitan. Seperti halnya fadhilah membaca surah Al-Baqoroh. Berikut akan kita kupas satu-persatu ayat-ayat dari Surah An-Naas.

Ayat 1

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ ِالنَّاسِ “Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia.'”

قُلْ adalah sebuah kata perintah untuk satu orang, yang artinya “katakanlah”. Secara redaksional, kata perintah tersebut Allah tujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun demikian, tujuannya adalah sebagai ikhbar/berita. Bukan berarti hanya Rasulullah SAW saja yang Allah perintahkan untuk menyatakan permintaan perlindungan kepada Rabb manusia, karena seruan itu untuk seluruh manusia. Pernyataan أَعُوْذُ (aku berlindung) mengandung dua makna:

  • menunjukkan kelemahan pihak yang meminta perlindungan
  • menunjukkan kuatnya pihak yang dimintai perlindungan.

Agar permintaan perlindungan kita diterima oleh Allah, maka jadilah orang yang layak untuk dilindungi. Bagaimanakah caranya? Baca lebih lanjut

Film Ar-Risalah: Satu Jembatan Barat Islam

Oleh: Ahmad Sarwat, Lc.

Film ini produk Holywood sehingga kualitasnya baik, tetapi yang bikin asli orang Islam, Musthafa Al-Aqqad. Jadi film ini cukup unik, sebab kita tahu Hollywood adalah `kerajaan film yahudi` yang notabene selalu menggunakan kekuatan film dalam rangka melibas apa saja yang sekiranya dianggap bertentangan dengan yahudi. Dan Islam dalam beberapa hal termasuk yang dianggap musuh oleh yahudi. Maka pembuatan film ini diboikot yahudi.

Dan saya bilang film ini asli buatan Hollywood, karena dibuat oleh sutradara dan produser Holywood. Tentunya dengan kualitas Hollywood juga. Jadi sangat beda dengan kalau kita melihat film-film buatan Mesir misalnya, yang rada-rada melow dan meng-India-he sekali. Masak adegan dalam sirah nabi pakai ada tari perut dan nyanyi-nyanyi ala Mesir, kan aneh banget.

Tapi saya bilang film ini asli bikinan orang Islam, karena memang Mustafa Al-Aqqad, sang produser sekaligus sutradaranya, memang seorang muslim keturunan Syria. Lahir di Aleppo (orang Arab menyebutnya Halab), Syria 1 Juli 1930. Kemudian dia meneruskan kuliah di California University Amerika dan berkembang di Hollywood.

Mustafa sendiri meninggal oleh ledakan bom tahun 1995, yang diduga didalangi oleh agen Mossad di Amman Jordan. Konon sesaat sebelum kematiannya, dia berencana untuk membuat film baru tentang Shalahuddin Al-Ayyubi, versi Hollywood juga, tetapi yang adil dan proporsional.

Baca lebih lanjut