Di Mana Jilbabmu, Saudariku?

Oleh: Tri Susio R.

Dimana Jilbabmu, Saudariku?

Pake baju apa ya hari ini? Begitu kira-kira yang terlintas otomatis di pikiran kita setiap hari. Lintasan pertanyaan seperti itu mungkin bukan hanya bagi mereka yang mementingkan penampilan saja, bagi yang sembrono sekalipun. Perbedaannya hanya pada pilihan yang dibuat. Yang dandy akan selalu tampil rapi, matching, dengan padu padan yang pas dan sempurna. Sedang yang lain mungkin tidak terlalu peduli.

Pakaian, sedikit banyak akan menggambarkan identitas pemakainya. Seperti apa seseorang akan nampak tercermin dari pakaian yang melekat di tubuhnya meski tidak mewakili keseluruhan. Namun itulah yang akan dinilai pertama kali oleh orang yang melihat. Terlebih lagi untuk seorang muslimah. Memilih baju tentu bukan sekedar yang disuka. Ada norma kepantasan mutlak yang dituntunkan, langsung dari langit.

Baca lebih lanjut

Anjuran Untuk Jujur dan Peringatan dari Dusta

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً  رواه مسلم .

Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah: Kalian harus jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan kalian jauhilah dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.”
(Hadits Riwayat Muslim) ~ Shohih Muslim; hadits no. 6586.

Perowi

Dia adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud, salah seorang Assabiquun Al-awwaluun (golongan yang pertama-tama masuk Islam), termasuk kalangan sahabat utama dan ahli fiqih, hafal dari Rasulullah SAW 70 surah. Meninggal di Madinah tahun 32 H dalam usia 60 tahun.

Makna umum

Dalam hadits ini terkandung isyarat, bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam perkataan, maka akan menjadi karakternya; dan barangsiapa sengaja berdusta dan berusaha untuk dusta, maka dusta menjadi karakternya. Baca lebih lanjut

Umar dengan Umur

Oleh: Moeflich Hasbullah

Umar bin Khattab (581-644) adalah khalifah yang telah membentangkan pengaruh Islam di sejumlah wilayah yang berada di luar Arab Saudi. Di masanya, Mesopotamia, sebagian Persia, Mesir, Palestina, Suriah, Afrika Utara, dan Armenia, jatuh ke dalam kekuasaan Islam.

Kekuatan sebagai pemimpin sangat luar biasa, hadir berkat tempaan sang pemimpin agung, Muhammad Rasulullah SAW. Namun, di balik kesuksesannnya sebagai pemimpin negara, Umar tetaplah seorang pribadi yang sangat sederhana.

Suatu hari, anak laki-laki Umar bin Khattab pulang sambil menangis. Sebabnya, anak sang khalifah itu selalu diejek temantemannya karena bajunya jelek dan robek. Umar lalu menghiburnya. Berganti hari, ejekan teman-temannya itu terjadi lagi, dan sang anak pun pulang dengan menangis.

Baca lebih lanjut

Ikhlas dalam Bersedekah

Oleh: Hamli Syaifullah

Sedekah merupakan salah satu teori yang diberikan oleh Allah SWT untuk melipatgandakan harta yang dimiliki. Entah itu dilipatgandakan di dunia ataupun di akhirat kelak.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah) adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Ia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (alBaqarah [2]: 261).

Sangat menggiurkan sekali iming-iming yang ditawarkan oleh Allah dalam ayat tersebut. Di mana satu berbanding dengan tujuh. Hal inilah yang belum bisa disadari oleh umat Islam. Sebuah teori ekonomi untuk menginvestasikan harta yang dimiliki dengan hasil yang berlipat-lipat.

Baca lebih lanjut

Hadis tentang menutup aib saudara muslim

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:

Muslim itu saudara(nya) muslim. Ia tidak boleh mendzholiminya dan tidak boleh menyerahkannya ke tangan musuh. Barangsiapa yang berkenan memenuhi hajat kebutuhan saudaranya, maka Allah pasti memenuhi hajatnya. Barangsiapa melepaskan suatu kesulitan muslim, maka Allah akan melepaskan darinya salah satu kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.

 

(Bukhari no. 2442 & Muslim no. 2580)

Jelang Valentine, Ortu Diimbau Waspada

Jelang Valentine, Ortu Diimbau Waspada

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Generasi muda Islam di Tanah Air diimbau tidak mudah latah mengikuti tren perayaan Valentine Day yang kerap disalah artikan sebagai hari kebebasan bagi pasangan muda-muda.

Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Muhammadiyah, Masyithoh Chusnan, kepada Republika, di Jakarta, Jumat (11/2), mengatakan bagi kalangan yang mempunyai latarbelakang agama dan wawasan yang kuat tradisi tersebut penting dihindari. Tradisi tersebut memiliki latarbelakang sejarah, ideolog, dan filosofi yang berseberangan dengan agama.

Apalagi, perayaan valentine, kata Masyithoh, oleh sebagian remaja disalahpahami sebagai momen kebebasan, bersuka ria, dan bersenang-senang. Bahkan, sering digunakan ajang berkhalwat dengan pasangan non Muhrim.

Ironisnya, sebagian orangtua tidak memahami dampak dan resiko tersebut dengan memberikan izin dan kesempatan bagi anak mereka. ”Dengan persetujuan orang tua seakan anak punya hak dan kesempatan bertindak bebas,”kata dia

Oleh sebab itu, kata Masyithoh, para orangtua diminta mengawasi anak agar tak terjerumus dalam hal yang dinistakan agama. Belajar dari pengalaman Malaysia, langkah pemerintah setempat patut dihargai lantaran melakukan razia bagi pasangan muda mudi non Muhrim yang merayakan valentine.

Red: Stevy Maradona
Rep: Nashih Nasrullah

Sumber: Republika OnLine

Hal-hal yang Bisa Membakar Nilai Amal Ibadah

Hal-hal yang mengurangi dan bisa membakar nilai amal ibadah:

  1. Sudah sholat, buka aurat lagi,
  2. Janji taubat, ma’siyat lagi,
  3. Beramal tetapi riya,
  4. Pulang haji masih berbuat dzholim,
  5. Sudah nikah masih berzina ~ (40 tahun amal sholeh hangus karena zina),
  6. Tekun ibadah tetapi durhaka kepada orang tua,
  7. Setelah dzikir, gosip lagi,
  8. Sudah sukses, dengki pada yang lain,
  9. Beriman, tetapi percaya pada dukun dan zimat-zimat,
  10. Sudah beramal sembunyi-sembunyi, diam-diam ujub.

(Al Qur-an; Surah 9 ayat 17)

Ayo ikhtiar terus memperbaiki amal kita, Sahabatku..
K. H. Muhammad Arifin Ilham

~

Diambil dari
halaman Facebook K. H. Muhammad Arifin Ilham,
11 Februari 2011, 03.30 WIB
,
dengan sedikit penyuntingan, tanpa mengubah esensi tulisan. (Fariz) 😉

2,3 Milyar atau 3,2 Milyar

… dan Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu (QS. 4:113)

Saya mengenal sosok Syafe’i adalah seorang yang rajin beribadah. Di sebuah masjid perkantoran di bilangan Jendral Sudirman Jakarta di mana saya sering bersilaturahmi. Kerap saya dapati Syafe’i selalu pada shaf pertama setiap kali shalat berjamaah dilangsungkan. Dia adalah seorang muslim yang taat, setidaknya itulah sosok yang saya kenal dari diri Syafe’i.

Syafe’i adalah seorang driver yang bekerja lebih dari 20 tahun membawa mobil seorang direktur utama sebuah perusahaan sekuritas di Jakarta. Hal yang membuat Syafe’i disukai dalam tugasnya ini antara lain karena sifatnya yang jujur, tidak banyak bicara dan loyal terhadap majikan. Amat sulit rasanya di zaman sekarang ini mencari seorang pegawai seperti Syafe’i yang setia mengemban tugas yang sama lebih dari 20 tahun. Hal yang menarik dari diri Syafe’i pun adalah sifat qanaah yang dimilikinya. Gak ngoyo, selalu merasa puas dengan anugerah yang Allah berikan untuk dirinya dan keluarga.

Inilah manusia yang kaya pada hakikatnya. Ia senantiasa merasa cukup atas karunia Allah Swt. Tidak berharap lebih dari apa yang diberikan.

Pagi itu Syafe’i hendak berangkat menuju rumah majikannya. Sebelum meninggalkan rumah, Syafe’i dilepas dengan sebuah keluhan yang meluncur dari mulut istrinya perihal biaya pendaftaran kuliah anak mereka sebesar Rp 8 juta. Sang istri meminta Syafe’i untuk mencari dana sebesar itu, paling tidak dengan cara meminjamnya terlebih dahulu. Kemudian akan dicicil dari penghasilan bulanan mereka yang pas-pasan.

Baca lebih lanjut

Menyikapi Pujian

Oleh Abdullah Hakam Shah MA

Pujian merupakan fenomena umum yang sering kita temui sehari-hari. Secara garis besar, pujian bisa diklasifikasikan dalam tiga kategori: pujian yang diucapkan untuk menjilat, pujian yang sifatnya basa-basi, serta pujian yang dilontarkan sebagai ekspresi kekaguman.

Bila disikapi secara sehat dan proporsional, pujian bisa memotivasi kita untuk meraih pencapaian-pencapaian baru. Namun, kenyataannya, pujian justru lebih sering membuat kita lupa daratan. Semakin sering orang lain memuji, semakin besar potensi kita untuk terlena dan besar kepala. Sebab itulah, Ali RA berkata, ”Kalau ada yang memujimu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu daripada terbuai oleh ucapannya.”

Agar dapat menyikapi pujian secara sehat, Rasulullah SAW memberikan tiga kiat yang menarik untuk diteladani. Pertama, selalu mawas diri supaya tidak terbuai oleh pujian orang lain. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Rasulullah SAW menanggapinya dengan doa, ”Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.” (HR Bukhari).

Lewat doa ini, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa pujian adalah perkataan orang lain yang potensial menjerumuskan kita. Ibaratnya, orang lain yang mengupas nangka, tapi kita yang kena getahnya.

Baca lebih lanjut

Padi Semakin Berisi Semakin Menunduk

jika pohon padi, semakin berisi semakin menunduk
jika manusia semakin berisi semakin tambah sombongnya, semakin tinggi angkuhnya, semakin tinggi keakuannya, arogannya..

sering kali kita temui, entah ditempat kerja, di sekolah, dijalan, atau di tempat umum, yang namanya orang sombong, angkuh dan mau menang sendiri itu banyak. mungkin dalam dirinya tidak ada kenginan atau rasa kesombongan akan tetapi dari gerak geriknya, tingkah lakunya, perbuatannya, muncul sebuah penilaian yang seperti diatas. kita mungkin melakukannya tanpa kita sadari, akan tetapi orang disekitar kita yang bisa menilai bahwa ternyata kita memiliki salah satu sifat yang tidak terpuji tersebut. sifat tidak terpuji tersebut tidak tampak seperti dalam sinetron yang begitu fulgar

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. LUQMAN [31 ; 18]

Baca lebih lanjut