Gaza Galang Solidaritas Haiti

dakwatuna.com – Gaza, Penderitaan tidak menghalangi warga Jalur Gaza untuk ikut menyatakan solidaritas mereka dengan korban gempa di Haiti. Sebagai wujudnya mereka meluncurkan program penggalangan dana untuk korban gempa di Haiti. Ketua “Komite Rakyat Anti Blokade Gaza” Jamal al Khudri hari ini mengumukan peluncuran kampanye penggalangan “Dana Sukarela Gempa Haiti” di kantor Palang Merah hari ini, Senin (18/1).

Khudri mengatakan, “Rakyat Palestina menyadari besarnya tragedi yang menimpa orang-orang Haiti; karena rakyat Palestina selama puluhan tahun telah mengalami berbagai bentuk kejahatan, mulai dari agresi, blokade dan penutupan.”

Dia menambahkan bahwa “Inisiatif ini sebagai ungkapan perasaan solidaritas kemanusiaan dari warga Gaza yang telah menderita akibat kematian, kehancuran, diusir dari rumah-rumah mereka, tinggal di tenda-tenda pengungsi, kehilangan orang-orang yang disayangnya dan merasakan perihnya luka.”

Baca lebih lanjut

Kala Shubuh Kita Lebih Awal

Jika kita perhatikan sekarang ini, waktu shalat Shubuh kita di beberapa bagian—terutama di bagian Barat Indonesia, jatuh sekitar jam 04.00 pagi. Ini mungkin baru terjadi dalam kurun waktu yang lama sekali. Sebelumnya, selama bertahun-tahun, kita melaksanakan Shalat Shubuh pada jam 05.00 kurang atau paling tidak, pukul 04.30 pagi. Mengapa?

Ibrahim bin Adham mengatakan bahwa jika ingin melihat kebangkitan Islam, maka lihatlah Shalat Shubuh di masjid-masjid. Maksudnya, Islam akan kembali bangkit dan menemukan zaman keemasannya jika jamaah Shalat Shubuh di masjid sama banyaknya dengan jamaah shalat Jumat.

Kita sudah tahu bahwa dalam shalat Jumat, berlepas dari banyak juga yang tidak melakukannya, tetapi masjid-masjid jamie selalu penuh. Orang-orang menghentikan sejenak aktivitasnya. Di waktu shalat-shalat lainnya, masjid kembali ke “habitat”-nya semula: sepi dan hanya paling tidak, di sebagian besar masjid, hanya mempunyai jamaah tiga atau empat shaff. Itupun ketika Maghrib dan Isya saja. Shalat

Baca lebih lanjut

Kontroversi Soal Bantuan Israel

MUI dan Formis Sumbar Sesalkan Sikap PB HMIPadang – Banyak pihak menyesalkan sikap Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menerima bantuan obat-obatan Israel untuk korban gempa Sumatera Barat. Tak kecuali Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar juga sejumlah ormas Islam lainnya di Ranah Minang itu.

Meski alasan menerima bantuan Israel didasari sikap kemanusiaan terhadap korban gempa yang membutuhkan bantuan obat-obatan, namun menurut Ketua MUI Sumbar Komisi Fatwa Buya H. Gusrizal Ghazar, Lc, M.Ag, tidak dapat dibenarkan lantaran sampai detik ini Israel masih melakukan aksi brutal membunuh rakyat Palestina dan merebut tanah yang menjadi hak mereka.

“Tidak bisa kita benarkan itu walaupun alasannya untuk kemanusiaan, kejahatan Yahudi Israel terhadap Palestina tidak dapat kita maafkan,” kata Gusrizal Ghazahar ketika hubungi Sabili via telepon genggamnya, kemarin.

Sikap PB HMI tersebut dianggap telah membuka hubungan kerjasama muslim Indonesia dengan pihak Israel . Seharusnya, sebagai aksi protes terhadap kejahatan Israel HMI tidak menerima bantuan apapun dari Israel .

Baca lebih lanjut

Robohnya ‘Rumah Gadang’

Oleh: Tifatul Sembiring
Presiden PKS

Berjalan menyusuri kawasan gempa Sumatra Barat 30 September 2009 lalu, membuat hati ini terenyuh, bergidik menyaksikan bangunan-bangunan yang hampir seluruhnya rubuh di sepanjang jalan. Berada di kota Padang saja, tidak tahan pilunya hati, tangisan dan ratok keluarga korban, disertai sergapan bau amis mayat yang masih belum sempat di evakuasi.

Di kelurahan Tarantang, Lubuak Kilangan, pinggiran kota Padang, rumah-rumah Perumnas yang baru dihuni dua bulan, sudah runtuh kembali. Belum lagi pemandangan sekitar di hampir semua jalur yang kami lewati sambil menyalurkan bantuan, hancur luluh akibat gempa.

Di tengah Kota Padang, menurut data Satkorlak, tidak kurang dari 11 ribu bangunan hancur dan sudah lebih dari 200 jenazah ditemukan. Mulai dari tempat kursus Gama di samping kantor Padang Ekspres, show room mobil Adira, kantor-kantor Pemerintahan, LIA, Pasar Raya, Hotel Ambacang, Hotel Bumi Minang, Kampuang Cino, juga Muaro. Bahkan di Hotel Ambacang sampai hari ini, masih dilakukan evakuasi.

Berbagai spekulasi jumlah korban diungkapkan, karena tidak ada akses jalan masuk. Bongkahan puing beton masih bertumpukan. Di Hotel Ambacang saja, baru 10 persen puing yang dirubuhkan. Sementara bangunan utama kelihatan masih utuh, meski konstruksi sebenarnya sudah patah dua lantai. Aroma busuk kuat tercium sehingga sebagian relawan dan petugas menggunakan masker penutup hidung.

Baca lebih lanjut

FPI, Gempa dan Aksi Menghadang Miyabi

Front Pembela Islam (FPI) salah satu ormas Islam di Indonesia tak hanya lantang berbicara tentang aksi-aksi pornografi dan penyelewengan agama di tanah air, namun ormas yang dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat,  juga turut terjun dalam aksi-aksi sosial, seperti menurunkan relawan di wilayah bencana.

Berikut ini penuturan Sekjen FPI, Ustadz Ahmad Sobri Lubis, yang pernah dilaporkan ke Mabes Polri karena pernyataan kontroversialnya untuk membunuh jamaah Ahmadiyah. Kini, beliau berbagi pelajaran tentang hikmah gempa dan kedatangan Miyabi ke Indonesia kepada reporter eramuslim.com.

Baca lebih lanjut