Sekolah di Palestina

Sekolah, bagi anak-anak di Palestina, bukan masalah naik kelas, belajar setiap hari, mengerjakan PR dan sejenisnya. Sekolah di Palestina adalah sesuatu yang sangat mahal, tak bisa diperoleh setiap hari, dan harus dicapai dengan perjuangan jiwa dan raga.

Karena, bagi anak-anak Palestina, mencapai sekolah berarti melewati pos penjagaan tentara Israel yang memang tersebar di setiap sudut kota. Tak jarang, mereka harus berkonfrontasi dulu dengan imbalan bukan hanya sekadar darah, tapi juga nyawa.

Itupun di Palestina, sebagian sekolah sudah hancur kondisinya akibat serangan Israel yang biadab. Peristiwa Gaza tempo hari masih menyisakan puing dan reruntuhan, dan itupun masih ditambah dengan operasi tentara Israel yang dilakukan secara regular setiap hari. Tapi, seperti kata Michael Hart di “We Will Not Go Down”, but our spririt will never die, semangat anak-anak Palestina juga tak akan pernah padam.

Inilah yang harus dihadapi oleh anak-anak Palestina ketika akan memulai harinya menuju sekolah tempat mencari ilmu: serdadu Israel yang mengokang senapan!

Baca lebih lanjut

Aurat Menurut Jawa Pos?

Saya merasa sedikit tergelitik setelah baca artikel di halaman Sportivo (halaman olahraga) harian Jawa Pos (di Jakarta namanya Indo Pos) edisi Sabtu, 20 Juni 2009. Artikel itu judulnya “Fordsburg, Kawasan Muslim di Johannesburg, Afsel: Makanan Bersertifikat Halal, Wanita Berjilbab Dihormati“.

Tadinya saya cuman pengen baca-baca berita olahraga terkini, termasuk bagaimana tim nasional sepakbola Mesir bisa menang lawan juara dunia Italia di ajang Piala Konfederasi 2009, Afrika Selatan (Afsel). Seneng banget waktu baca berita (kekalahan Italia) itu, hehehe :D. Tapi tiba-tiba pandangan saya tertuju pada artikel di bagian bawah halaman, tentang kawasan Muslim di Johannesburg itu tadi. Pikir saya, kok tumben-tumbennya Jawa Pos yang saya tahu berhaluan liberal ini memuat artikel bernuansa Islami. Jangan-jangan……. Ah, kok jadi su-uzhon (buruk sangka) duluan! Akhirnya saya baca aja dulu artikelnya, baru komentar belakangan.

Selesai baca, saya bisa simpulkan bahwa secara umum artikel itu memang membahas toleransi antarumat beragama di Afsel. Tapi ada satu paragraf yang menurut saya amat sangat mengganggu. Paragraf itu bunyinya begini:
“Sedangkan kaum muslimah mayoritas memakai jilbab yasng menutupi rambut hingga badan. Ada juga kaum hawa yang tidak mengenakan jilbab, tapi tetap berpakaian yang menutupi aurat. Mereka berbaur dengan warga pribumi yang non muslim.”

Baca lebih lanjut

Tugas Utama Presiden Kita

Para politisi Muslim harus lebih mengedepankan”iman” daripada urusan perut. Catatan Akhir Pekan Adian ke-263

oleh: Dr. Adian Husaini

Imam at-Thabari menceritakan, usai penaklukan kota Madain, datanglah seorang laki-laki kepada para petugas pengumpul harta rampasan perang. Ia membawa sejumlah harta yang mencengangkan. Petugas bertanya kepadanya, “Apakah kamu mengambil sebagian untukmu?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak, demi Allah!” Jika bukan karena Allah, pastilah harta ini sudah aku gelapkan untukku.” Penasaran dengan jawaban itu, para petugas bertanya lagi, “Siapa nama kamu?” Dijawab si laki-laki, “Tidak, kalian tidak perlu tahu namaku agar kalian dan orang-orang lain tak memujiku. Aku sudah cukup bersyukur kepada Allah dan puas dengan ganjaran-Nya itu.” Setelah diselidiki, diketahuilah, laki-laki itu bernama Amir bin Abdi Qais.

Sebelum terjadi perang Qadisiah, Panglima Perang Sa’ad bin Abi Waqash mengirimkan utusan bernama Rabi’ bin Amir untuk menemui Jenderal Rustum, panglima Perang Persia. Rabi’ masuk ke tenda Rustum yang bergelimang kemewahan dengan tetap memegang tombak dan menuntun kudanya. Ketika Rustum bertanya, “Apa tujuan kalian?” dengan tegas Rabi’ menjawab, “Allah telah mengutus kami untuk membebaskan orang-orang yang dikehendaki-Nya dari penyembahan sesama manusia menuju penyembahan Allah semata, dan membebaskan manusia dari kesempitan menuju kelapangan hidup di dunia, dan dari penindasan berbagai agama yang sesat menuju agama Islam yang menuh keadilan.”

Kita ingat sebuah cerita terkenal, ketika Ja’fay bin Abdul Muthalib dan kawan-kawan sedang berada di Habsyah, sejumlah pemuka Quraish juga mengejar mereka. Raja Najasyi diprovokasi untuk mengusir kaum Muslim itu. Kepada Najasyi dan para pendeta Kristen, Amr bin Ash dan Amarah menyatakan, bahwa orang-orang Islam tidak akan mau bersujud kepada Raja. Ketika kaum Muslim dipanggil menghadap Raja, mereka diperintahkan, “Bersujudlah kalian kepada Raja!”. Dengan tegas Ja’far menjawab, “Kami tidak bersujud kecuali kepada Allah semata.”

Baca lebih lanjut

“Saya Ingin Menjadi Muslim Seperti Anda”

Muhammad SuhailSeorang perampok tersentuh hatinya dan mengatakan akan menjadi Islam ketika penjaga toko yang seorang Muslim merasa kasihan pada diri perampok tersebut.

Muhammad Suhail seorang penjaga toko di New York, mendapat pujian masyarakat atas sikapnya terhadap perampok yang akan merampok tokonya. Perampok tersebut terkesan dan merasa terharu atas sikap belas kasih yang dilakukan Suhail pada dirinya.

Peristiwa tersebut terjadi sewaktu ia akan menutup tokonya setelah larut malam namun kamera pengawas yang ada ditokonya memperlihatkan ada seorang laki-laki yang datang menggunakan stik baseball menggunakan penutup muka dan kemudian mendekat ke dirinya kemudian memaksa ia menyerahkan uang.

Baca lebih lanjut

Help Needed!

You are a developer: you can help us developing new Islamic software to include in Sabily. For example: Hisn Al-Muslim (a software that displays Dua’s (supplications)) or Muallim (a Quranic Arabic teaching tool), and we have ideas to develop Islamic educational software for kids.

You are a graphic designer: you can help us by designing new themes for Sabily (desktop theme, Firefox theme, wallpapers etc.), create new banners to spread Sabily or design pictures for our software.

You have ideas to improve Sabily: they are welcome!

You can share your Internet bandwidth: download the Sabily files using torrent and seed them so downloads will be faster.

You can make a donation or become a sponsor: your money will help us sending free DVDs to people who can’t download them or afford them.

Help us improving Sabily and spreading it all over the world!

Source: www.sabily.org