Hal-hal yang Bisa Membakar Nilai Amal Ibadah

Hal-hal yang mengurangi dan bisa membakar nilai amal ibadah:

  1. Sudah sholat, buka aurat lagi,
  2. Janji taubat, ma’siyat lagi,
  3. Beramal tetapi riya,
  4. Pulang haji masih berbuat dzholim,
  5. Sudah nikah masih berzina ~ (40 tahun amal sholeh hangus karena zina),
  6. Tekun ibadah tetapi durhaka kepada orang tua,
  7. Setelah dzikir, gosip lagi,
  8. Sudah sukses, dengki pada yang lain,
  9. Beriman, tetapi percaya pada dukun dan zimat-zimat,
  10. Sudah beramal sembunyi-sembunyi, diam-diam ujub.

(Al Qur-an; Surah 9 ayat 17)

Ayo ikhtiar terus memperbaiki amal kita, Sahabatku..
K. H. Muhammad Arifin Ilham

~

Diambil dari
halaman Facebook K. H. Muhammad Arifin Ilham,
11 Februari 2011, 03.30 WIB
,
dengan sedikit penyuntingan, tanpa mengubah esensi tulisan. (Fariz) 😉

Kala Shubuh Kita Lebih Awal

Jika kita perhatikan sekarang ini, waktu shalat Shubuh kita di beberapa bagian—terutama di bagian Barat Indonesia, jatuh sekitar jam 04.00 pagi. Ini mungkin baru terjadi dalam kurun waktu yang lama sekali. Sebelumnya, selama bertahun-tahun, kita melaksanakan Shalat Shubuh pada jam 05.00 kurang atau paling tidak, pukul 04.30 pagi. Mengapa?

Ibrahim bin Adham mengatakan bahwa jika ingin melihat kebangkitan Islam, maka lihatlah Shalat Shubuh di masjid-masjid. Maksudnya, Islam akan kembali bangkit dan menemukan zaman keemasannya jika jamaah Shalat Shubuh di masjid sama banyaknya dengan jamaah shalat Jumat.

Kita sudah tahu bahwa dalam shalat Jumat, berlepas dari banyak juga yang tidak melakukannya, tetapi masjid-masjid jamie selalu penuh. Orang-orang menghentikan sejenak aktivitasnya. Di waktu shalat-shalat lainnya, masjid kembali ke “habitat”-nya semula: sepi dan hanya paling tidak, di sebagian besar masjid, hanya mempunyai jamaah tiga atau empat shaff. Itupun ketika Maghrib dan Isya saja. Shalat

Baca lebih lanjut

Gerakan Mukena Bersih


Gerakan Mukena Bersih diawali oleh pengalaman pribadi seorang Gita Saraswati, hampir dua tahun yang lalu. Ketika itu, Gita mampir untuk menunaikan shalat Ashar di sebuah masjid yang terletak di kompleks departemen pemerintahan. Begitu kecewanya Gita karena saat ia hampir selesai melafalkan doa dan menelungkupkan kedua tangannya ke wajah, ia menemukan kotoran hidung kering di mukena yang ia pakai yang berasal dari masjid departemen tersebut. Saat itulah ia mulai berfikir, ada sesuatu yang salah pada umat Islam. Bagaimana doa akan dikabulkan oleh Allah sementara pakaian beribadah kita kotor? Padahal kebersihan adalah bagian dari iman?? Dan mulailah ia dan kelima orang temannya, Diana, Niken, Siska, Indra, dan Yayi membentuk Gerakan Mukena Bersih.

Baca lebih lanjut