Apa perbedaan antara para pemain bola dengan menteri-menteri yang terpilih? Tentu saja mereka berbeda dari segi tempat berkiprah. Kita tidak perlu membahasnya. Tapi ketika pengumuman kabinet beberapa waktu lalu, nampak perbedaan dari mental politisi dengan pemain sepakbola.
Para pemain sepakbola, bekerja keras, mati-matian mencetak gol atau mempertahankan gawang. Dan ketika salah satu diantara mereka mencetak gol atau menggetarkan jala lawan, mereka bergembira, sujud syukur dan meluapkan rasa. Sementara para politisi atau orang-orang yang namanya disebut sebagai menteri, mereka belum bekerja, mereka belum mencetak angka, mereka belum membuat gol, bahkan mereka belum dilantik dan disumpah. Tapi mereka sudah berani sujud syukur!
Lalu apa yang mereka syukuri? Jabatan sebagi seorang menteri? atau sesuatu dibalik jabatan itu?
Betapa syukurnya mereka nampak di siaran langsung televisi yang dipancarkan ke seluruh Indonesia. Mereka sedang mensyukuri jabatan!